WONGBANTEN.ID.SERANG-Sebanyak 50 orang Jepang dari perusahaan Nippon Shokubai Co. Ltd, bersama LSM Rekonvasi melakukan penanaman mangrove di kawasan Teluk Banten, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen Kota Serang, Kamis (12/9).Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari kontrak kerjasama penanaman mangrove antara Rekonvasi Bhumi dan Nippon Shobubai Co.Ltd yang berakhir tahun 2024.
“Karyawan Nippon Shokubai yang menanam mangrove hari ini, mereka datang langsung dari Jepang, penanaman juga melibatkan kelompok masyarakat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Pemuda Pesisir Pancer (FMPPP),” jelas Direktur Eksekutif Rekonvasi Bhumi, NP Rahadian.
Ditambahkan NP Rahadian, FMPPP selain menanam dan memelihara mangrove, mereka juga manfaatkan hutan mangrove ini untuk kegiatan pariwisata berbasis masyarakat, yang saat ini sedang mereka bangun dan kembangkan.
Sementara Nippon Shokubai Co., Ltd, merupakan salah satu perusahaan yang memiliki perhatian khusus dalam pelestarian hutan mangrove. Hutan mangrove memiliki banyak fungsi dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan, fungsi sosial maupun fungsi-fungsi lainnya yang amat berguna bagi keberlangsungan hidup masyarakat dunia, terurama dalam mengantisipasi pemanasan global yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
Dari segi ekonomi, hutan mangrove menghasilkan beberapa jenis kayu yang berkualitas baik, dan juga hasil-hasil non-kayu atau yang biasa disebut dengan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), berupa arang kayu; tanin, bahan pewarna dan kosmetik; serta bahan pangan dan minuman. Termasuk pula di antaranya adalah hewan-hewan yang biasa ditangkapi seperti biawak air (Varanus salvator), kepiting bakau (Scylla serrata), udang lumpur (Thalassina anomala), siput bakau (Telescopium telescopium), serta berbagai jenis ikan gelodok.
Manfaat yang lebih penting dari hutan bakau adalah fungsi ekologisnya sebagai pelindung pantai, habitat berbagai jenis satwa, dan tempat pembesaran (nursery ground) banyak jenis ikan laut.
Dalam rangka pengkayaan jenis tanaman mangrove dan pemanfaatan buah mangrove untuk menjadi bahan makanan. Pada akhir bulan September ini, Rekonvasi Bhumi akan memfasilitasi FMPPP melakukan kunjungan ke Karangsong Indramayu untuk belajar dari keberhasilan kelompok masyarakat disana dalam mengelola mangrove.(nuril/goi)