TINGGINYA angka pengangguran di Cilegon, membuat Pemerintah Kota Cilegon melakukan berbagai upaya terobosan untuk menekan dan mengentaskan pengangguran.Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah melalui Dinas Tenaga Kerja yaitu mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK). Di balai latihan inilah warga Cilegon dilatih kecakapan hidup atau life skills.Kecakapan atau keterampilan ini diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Sasaran utama proses pengembangan sumber daya manusia diarahkan pada usaha usaha membina knowledge skillability seoptimal mungkin.
Menurut Sekretaris Disnaker Kota Cilegon Panca Widodo, didampingi Kepala UPTD Latihan Kerja, Khairiyah dan Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Ade R Setiana, terdapat 5 kejuruan dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh BLK Kota Cilegon.Pelatihan yang dapat diikuti warga Cilegon yaitu teknik mengelas, teknik listrik, otomotif, komputer, dan menjahit.
Pelatihan otomotif terdiri dari tiga jenis, warga Cilegon dapat mengikuti pelatihan perbengkelan sepeda motor, mobil dan operator forklift.Di bidang komputer terdiri dari komputer akuntansi, office dan desain grafis.
Pada tahun 2019, sebanyak 580 warga Kota Cilegon telah mengikuti pelatihan kecakapan hidup.
“Tujuan digelarnya pelatihan ini tentu saja agar warga, terutama yang belum bekerja, memiliki keahlian.Berbekal keahlian inilah mereka berkesempatan untuk melamar pekerjaan sesuai bidangnya baik di Cilegon maupun diluar Cilegon,” jelas Kepala UPTD Latihan Kerja, Khairiyah.
Usai pelatihan, BLK Kota Cilegon juga mengikutsertakan para peserta pelatihan dalam uji kompetensi profesi.Ujian itu penting agar peserta mendapat sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
Dari peserta pelatihan di BLK Kota Cilegon yang sudah lulus, sekitar 25 persen sudah terserap di dunia kerja baik di dalam maupun luar Kota Cilegon.
“Ada juga yang kita dorong untuk menjadi pengusaha mandiri, dimana diharapkan mereka mampu menyerap tenaga kerja di lingkungannya,” kata Panca.
Sementara itu, Kepala Disnaker Kota Cilegon Bukhori mengharapkan, pelatihan keahlian semacam itu lebih diperbanyak. Terutama soal keragaman kejuruannya. Selain itu, perusahaan juga diharapkan lebih terbuka mengenai tenaga kerja apa yang dibutuhkan.
Hal itu dianggap penting agar pelatihan yang digelar Disnaker Kota Cilegon sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja industri. “Selama ini belum semuanya, paling yang sudah banyak yang minta tenaga kerja forklift dan las,” ungkapnya. (Adv)