WONGBANTEN.ID,PANDEGLANG- Ternyata rajangan kering daun talas besar dan koneng /beneng (Xantoshoma Undipers K.Koch ), bisa menjadi pengganti tembakau yang mengandung nikotin. Permintaan pasar dari Australia, Malaysia dan Selandia Baru untuk ekspor daun kering varietas talas lokal asal Pandeglang itu mencapai 340 ton per bulan. Namun, petani talas berukuran besar itu baru bisa memasok 18 ton per bulannya.
Permintaan umbi basah talas beneng pun datang dari negara Belanda dan Korea Selatan, dengan kuota 385 ton per bulan. Sementara umbi keringnya diminati India dan Turki yang siap menampung 100 ton per bulannya.
Melihat peluang pasar ekspor yang terbuka luas, Karantina Pertanian Cilegon menggandeng Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang dan Asosiasi Pelaku Usaha Talas Beneng (Asputaben) untuk pengembangan budidaya dan meningkatkan produktivitas talas beneng asal Pandeglang agar dapat memenuhi syarat kuota ekspor langsung dari Banten.
“Syarat ekspor dari Banten minimal ada lima kontainer per bulannya dengan volume 8 ton per kontainer, artinya harus tersedia minimal 40 ton per bulan. Tentu hal ini bukanlah perkara sulit jika para pemangku kebijakan dapat saling bersinergi bersama para petani untuk mewujudkannya,” ujar Kepala Karantina Cilegon Arum Kusnila Dewi, kemarin.
Arum pun mengungkapkan, karena jumlah yang belum mencukupi untuk rajangan kering daun talas beneng di ekspor melalui Surabaya. Ia berharap Pemkab Pandeglang segera menambah luas lahan sebanyak 121 hektar. Hal itu untuk dapat memenuhi kuota ekspor.
“Jika ini terwujud, maka dalam kurun waktu 4 tahun ke depan, Propinsi Banten dapat memenuhi target program strategis Kementerian Pertanian yaitu Gerakan Peningkatan Tiga Kali Lipat Ekspor Produk Pertanian,” papar Arum.
Karantina Pertanian Cilegon berkomitmen akan membantu pembukaan pintu ekspor langsung dari Cilegon. Selain itu, pihaknya juga akan memberikan bimbingan teknis terkait Sanitary Phyto Sanitary serta persiapan di lapangan untuk memenuhi standar persyaratan ekspor.
Ditempat terpisah, Kepala Badan Karantina, Ali Jamil menegaskan kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo fokus meningkatkan produksi dan sekaligus ekspor.
Kementan berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada pemerintah daerah dan petani yang menyukseskan program strategis Kementan, ada program Propaktani (Program Pengembangan Korporasi Tanaman Pangan), dukungan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR), bantuan benih unggul, alat mesin pertanian modern, dan jaminan pasar dengan menyediakan off taker.
Sementara Ketua Asputaben Ardi Maulana, menilai potensi ekspor talas beneng masih terbuka luas.
“Potensi ekspor talas beneng sangat menjanjikan, untuk itu harus segera direalisasikan perluasan lahan tanam,” harapnya. (ps)